PSIKOLOGI ANALITIS
A. Pengantar
Carl
Gustav Jung (1875-1959) pencipta teori ini. Berasal dari keluarga cendikiawan
di Kerewil (Kanton Thurgau), Swiss. Sebagai pemuda ia menaruh minat besar
terhadap Paleonthologi dan Arkeologi; namun ia belajar ilmu kedokteran dan mendapat gelar doktor
dalam kedokteran pada tahun 1900. Selama menjadi mahasiswa kedokteran itu ia
tetap banyak membaca buku-buku filsafat dan waktu menentukan spsialisasi
dipilihnya “psychiatry”, karena ia
berpendapat bahwa dalam lapangan inilah ilmu filsafat dan ilmu kedokteran dapat
dipersatukan. Dalam pemikiran mengenai daya penggerak dalam manusia ia sangat
terpengaruh Schopenhaur dan karyannya
yang terkenal: Die Welw als Wille und
Vorstelung (1819);dalam buku tersebut dikemukan soal “kemauan” sebagai
unsur tak sadar dalam kepribadian manusia, yang mendorong manusia
diluarpenilikan ratio. Akan tetapi jung tidak dapat “kemauan” sebagai hal yang sama sekali
non-rational. Selanjutnya ia mendapat bahan menerimapemikiaran yang dirasanya
lebih tepat dari Eduard Von Hartmann
dalam karyanya yang sangat terkenal : Philoshopie
des Unbewussten (1869). Hartmann berbicara tentang adanya prinsip teleogi
dalam dunia yang tidak sadar akan tujuannya sendiri namun mendorong segala
kekuatan hidup kearah tujuannya masing-masing. Jadi jung berusaha membuat
kombinasi antara teleoligi dan ketidaksadaran kombinasi Schopenhour – Hartmann.
Juga jung sangat terpengaruh oleh J.J Bachouer yang banyang menulis
tentang interpetasi lambang-lambang kuno. Juga pribadi Nietze yang menuurut
jung merupakan contoh yang jelas bagi pribadi yang terpecah, yaitu Nietze dan Zarathustra besar pengaruh terhadap pemikiran Jung.
Dalam
lapangan psikiatri ia terpengaruh oleh Pierre
Janet dan terlebih Sigmund Freud,
beberapa tahun lamanya Jung menempatkan diri sebagai pengikut Freud, dan banyak
membela psikoanalitis terhadap kritik. Tetapi kemudian ada perbedaan pandangan
sendiri yang diberi nama psikologi
analitis atau psikologi kompleks.
B. Struktur
Psyche atau Kepribadian
Jung
tidak bercicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche. Adapun yang dimaksud dengan psyche totalitas segala peristiwa psikis yang disadarai maupun yang
tidak disadari. Jadi jiwa manusia terdiri dari 2 alam, yaitu
Ø Alam
sadar(kesadaran),
Ø Alam
tak sadar(ketidaksadaran).
Kedua
alam itu tidak hanya saling mengisi, tetapi terhubung secara konpensatoris.
Adapun fungsi keduanya adalah sebagai penyesuaian, yaitu;
Ø Alam
sadar penyesuaian terhadap dunia luar,
Ø Alam
tak sadar penyesuaian terhadap dunia dalam.
Batas
antara alam itu tidak tetap, melainkan dapat berubah-ubah, artinya luas daerah
kesadaran dan ketidaksadaran itu dapat bertanbah atau berkurang.
1. Struktur
kesadaran
Kesadaran mempunyai 2
komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai
peran penting dalam orientasi manusia
dalam dunianya.
a. Fungsi
jiwa
Apa yang dimaksud
dengan fungsi jiwa oleh Jung ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara
teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung menbedakan empat
fungsi pokok, yang dua rasional, yaitu pikiran dan perasaan, sedangka yang dua
lagi irrasional, yaitu pendiriaan dan intuisi. Dalam berfungsinya fungsi-fungsi
rasional bekerja dengan penilaian: pikiran menilai atas dasar benar dan salah,
sedangkan perasaan menilai atas dasar menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Kedua fungsi yang irrasional dalam fungsinya tidak memberikan
penilaian,melainkan hanya semata-mata mendapat pengamatan: pendirian mendapat
pengamatan dengan sadar-indriah, sedangkan intuisi mendapat pengamatan secara
tidak sadar-naluriah.
b. Sikap
jiwa
Yang dimaksud dengan
sikap jiwa ialah arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma
dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis
ini dapat keluar atau kedalam, dan demikian pula arah orientasi manusia
terhadap dunianya dapat keluar maupun kedalam.
Setiap orang mengadakan
orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun dalam caranya mengadakan orientasi
itu orang satu berbeda dengan orang yang lain. Apabila orientasi terhadap
segala sesuatu itu sedemikian rupa sehingga putusan-putusan dan tindakan-tindakannya
kebanyakan dan terutama tidak dikuasai oleh pendapat-pendapat subjektif, maka
individu yang demikian itu dikatakan mempunyai orientasi ekstravert. Dan
apabila orientasi ekstravert itu menjadi kebiasaan, maka individu yang
bersangkutan mempunyai tipe ekstravert.
Jadi berdasarkan atas
sikap jiwanya manusia dapat digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu:
a. Manusia-manusia
yang bertipe ekstravers,
b. Manusia-manusia
yang bertipe introvers.
Orang
yang ekstravers terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia luar
dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar; pikiran, perasaan, serta
tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya baik lingkungan sosial
maupun lingkungan non-sosial. Bahayanya bagi tipe ekstravert ini ialah apabila
ikatan kepada dunia luar terlalu kuat, sehingga ia tenggelam dalam dunia
objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri.
Oarang
yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia didalam
dirinya sendiri. Orentasinya terutama tertuju kedalam: pikiran, perasaan, serta
tndakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subjektif. Bahaya
tipe introvers ini ialah kalau jarak dengan dunia objektif terlalu jauh,
sehingga orang lepas dari dunia objektifnya.
Juga
antara ekstravers dan introvers itu terdapat hubungan yang kompensatoris.
c. Tipologi
Jung
Dengan mendasarkan pada
dua komponen pokok dari pada kesadaran itu sampailah Jung pada empat kali dua
atau delapan tipe, empat tipe ekstrovers dan empat tipe introvers. Dalam
membuat pacandraan mengenai tipe-tipe tersebut selalu dikupasnya juga kehidupan
alam tak sadar, yang baginya merupakan realitas yang sama pentingnya dengan
alam sadar. Kehidupan alam tak sadar itu berlawanan dengan kehidupan alam
sadar, jadi orang yang kesadaranya bertipe pemikir maka ketidaksadaranya adalah
perasa, orang yang kesadarannya ekstravers ketidaksadarannya bersifat introvers,
begitu selanjutnya.
d. Persona
Apa yang telah
dikemukan itu adalah keadaan kehidupan alam sadar yang sebenarnya: tetapi masih
ada suatu soal lagi, yaitu bagaimana orang itu dengan sadar menampakkan diri ke
luar, karena cara individu dengan sadar menampakkan diri keluar itu belum tentu
sesuai dengan keadaan dirinya yang sebenarnya, dengan individulitasnya. Cara
individu dengan sadar menampakkan diri keluar (kedunia sekitarnya) itu oleh
Jung disebut persona. Jung sendiri
memberi batasan persona sebagai”kompleks fungsi-fungsi yang terbentuk atas
dasar pertimbangan-pertimbangan penyesuaian atau usaha mencari penyelesaian,
tetepi tidak sama dengan individualitas”. Persona itu merupakan kompromi antar
individu dan masyarakat, antara strukturbatin sendiri dengan tuntutan-tuntutan
sekitar mengenai seharusnya bagaimana orang berbuat apabila orang dapat
menyesuaikan diri kedunia luar dan dunia dalam dengan baik, maka persona itu
akan merupakan selubung yang elastis, yang dengan lancar dapat dipergunakan;
akan tetapi kalau penyesuaian itu tidak baik, maka persona dapat merupakan
topeng yang kaku beku untuk menyembunyikan kelemahan-kelemahan: misalnya
seorang kepala kantor yang sebenarnya kurang mampu mengatur bawahannya di
mana-mana berlagak “sok pembesar” untuk menutupi kelemahanya tersebut, sehingga
tingkah lakunya menjadi stereotipis dan banyak sekali yang tek sesuai dengan
keadaan.
2. Struktuk
ketidaksadaran
Ketidak sadaran
mempunyai dua lingkaran, yaitu ketidaksadaran pribadi dan ketidak sadaran
kolektif.
a. Ketidaksadaran
pribadi
Ketidaksadaran pribadi
berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selama hidupnya. Ini meliputi
hal-hal yang terdesak atau tertekan (“kompleks terdesak”) dan hal-hal yang
terlupakan (bahan-bahan ingatan) serta hal-hal yang teramati, terpikir, terasa
dibawah ambang kesadaran. Kecuali itu juga termasuk dalam lingkungan ini apa
yang terkenal dengan istilah prasadar dan bawah sadar. Alam prasadar (das verbewuss te-istilah ini berasal
dari freud) merupakan daerah pembatas antara ketidaksadaran pribadi dan
kesadaran, Dan berisikan hal-hal yang siap masuk kesadaran. Alam bawah sadar (das Unvewusste)- istilah ini berasal
dari Dessior-berisikan kejadian-kejadian psikis yang terletak padadaerah
perbatasan antara ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.
b. Ketidaksadaran
kolektif
Ketidaksadaran
kolektifmengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya.
Daerah yang paling atas langsung dibawah ketidaksadaran pribadi berisikan
emosi-emosi serta dorongan-dorongan primitif. Daerah dibawahnya lagi
berisikan”invasi”, yaitu erupsi dari bagian terdalam daripada ketidaksadaran
serta hal-hal yang sama sekali tidak dapat dibuat sadar. Jung sendiri
merumuskan ketidaksadaran kolektif itu sebagai warisan kejiwaan yang besar
daripada perkembanan kemanusiaan, yang terlahir kembali dalam struktur
tiap-tiap individu, dan membandingkannya dengan apa yang disebut oleh Levy
Bruhl tanggapan mistik kolektif (representations
collectives) orang-orangprimitif.pengetahuan mengenai ketidaksadaran itu
diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui manifestasi daripada isi-isi
ketidaksadaran itu. Manifestasi dapat berbentuk syimptom dan kompleks, mimpi,
archetypus.
1). Symptom dan
kompleks
Symptom dan kompleks
merupakan gejala-gejala yang masih bisa disadari. Symptom adalah”gejala
dorongan” daripada jalan energi yang normal, yang dapat berbentuk symptom
kejasmanian maupun kejiwaan. Symptom adalah tanda bahaya, yang memberitahu
bahwa ada sesuatudalam kesadaran yang kurang, dan karenannya perlu perluasan
kealam taksadar.
Kompleks-kompleks
adalah bagian kejiwaan kepribadian yang telah terpecah dan lepas dari penilikan
(kontrol) kesadaran dan kemudian mempunyai kehidupan sendiri dalam kegelapan
alam ketidaksadaran, yang selalu mendapat hambatan atau memajukan prestasi-prestasi
kesadaran. Kompleks itu terdiri dari unsur inti, yang umumnya tak disadari dan
bersifat otonom, serta sejumlah asosiasi-asosiasi yang terbentuk atas dasar
inti tersebut: asosiasi itu tergantung kepada disposisi individu beserta
pengalaman-penglamannya. Menurut Jung, kompleks memang dapat juga
diselaesaikan; dalam hal ini jelas kompleks itu banyank pengalaman traumatis.
2). Mimpi, fantasi,
khayalan
Mimpi sering timbul
dari kompleks dan merupakan” pesan rahasia dari siang malam”. Bagi Freud dan
Adler mimpi itu dianggap sebagai hasil hal yang patologis, yaitu penjelmaan dan
anggan-anggan dan keinginan-keinginan yang tidak dapat direalisasikan, maka
bagi Jung mimpi itu mempunyai sifat konstruktif, yaitu mengkonfensasikan
keberat sebelahan dari konflik.
Disamping itu Jung juga
menegmukakan fantasi (phantase) dan
khayalan(vision) sebagai bentuk
mnifestasi ketidaksadaran. Kedua hal yang terakhir ini bersangkutan dengan
mimpi, dan timbul pada waktu taraf kesadaran merendah; variasinya boleh
dikatakan tak terhingga, dari mimpi siang hari serta impian tentang
keinginan-keinginan sampai pada khayalan khusus orang-orang yang dalam keadaan
ekstase.
3). Archetypus
Archetypus~ istilah
archetypus ini diambil Jung dari Augustinus~merupakan bentuk pendapat instinktif
dan reaksi instinktifterhadapreaksi tertentu, yang terjadi diluar kesadaran. Archetypus
itu dibawa sejak lahir dan tumbuh pada ketidakkesadaran kolektif selama
perkembangan manusia. Archatypus
merupakan pusat serta medan tenaga daripada ketidaksadaran yang dapat
mengubah sikap kehidupan sadar manusia. Archetypus dapat dibandingkan dengan
apa yangdisebut “ide” oleh Plato, hanya bedanya kalau ide Plato itu bersifat
unipoler, hanya mengenaisegi terang atau baiknya saja, maka archetypus bersifat
bipoer, mengenai segi tarang dan gelap. Jung menyebut juga”organ-organ jiwa”
atau seperti apa yang disebut Berson “les eternels increes”.
c. Beberapa
Bentuk Khusus Isi Ketidaksadaran
1). Bayang-bayang
Di dalam kepribadian terdapat pula
bayangan-bayangan, yaitu “segi lain” atau “bagian gelap” daripada kepribadian,
kekurangan yang tidak disadari. Bayang-bayang ini terbentuk dari fungsi
interior dari sikap jiwa yang interior, yang karena pertimbangan-pertimbangan
moral atau pertimbangan lain dimasukkan ke dalam ketidaksadaran, karena tidak
serasi dengan kehidupan sadarnya. Bayang-bayang merupakan tokoh archetypus,
suatu pecahan kepribadian, yang merupakan bayang-bayang, tetapi tidak terkait
pada individu.
2). Proyeksi:Imago
Proyeksi di sini
diartikan “dengan secara tidak sadar menemptkan isi-isi batin sendiri pada
objek-objek diluar dirinya”. Peristiwa ini terjadi secara mekanis, tidak
disadari. Jung menamakan isi kejiwaan yang diproyrksikan kepada orang lain itu imago.
3). Animus dan Anima
Imago yang terpenting pada orang
dewasa adalah animus pada orang perempuan dan anima pada orang laki-laki, yaitu
sifat-sifat atau kualitas-kualtas jenis kelamin lain yang ada dalam
ketidaksadaran manusia. Anima atau animus itu ada dalam hubungan yang langsung
dengan persona. Persona menyesuaikan diri kekuar sedangkan anima atau animus
menyesuaikan diri kedalam; jadi persona adalah fungsi perantara antara aku dan
dunia luar, sedangkan anima atau animus adalah fungsi perantara antara aku dan
dunia dalam.
psikologi analitis
BalasHapus