Translate

Minggu, 23 Februari 2014

PSIKOLOGI ANALITIS


PSIKOLOGI ANALITIS
A.    Pengantar
Carl Gustav Jung (1875-1959) pencipta teori ini. Berasal dari keluarga cendikiawan di Kerewil (Kanton Thurgau), Swiss. Sebagai pemuda ia menaruh minat besar terhadap Paleonthologi dan Arkeologi; namun ia belajar  ilmu kedokteran dan mendapat gelar doktor dalam kedokteran pada tahun 1900. Selama menjadi mahasiswa kedokteran itu ia tetap banyak membaca buku-buku filsafat dan waktu menentukan spsialisasi dipilihnya “psychiatry”, karena ia berpendapat bahwa dalam lapangan inilah ilmu filsafat dan ilmu kedokteran dapat dipersatukan. Dalam pemikiran mengenai daya penggerak dalam manusia ia sangat terpengaruh Schopenhaur dan karyannya yang terkenal: Die Welw als Wille und Vorstelung (1819);dalam buku tersebut dikemukan soal “kemauan” sebagai unsur tak sadar dalam kepribadian manusia, yang mendorong manusia diluarpenilikan ratio. Akan tetapi jung tidak dapat  “kemauan” sebagai hal yang sama sekali non-rational. Selanjutnya ia mendapat bahan menerimapemikiaran yang dirasanya lebih tepat dari Eduard Von Hartmann dalam karyanya yang sangat terkenal : Philoshopie des Unbewussten (1869). Hartmann berbicara tentang adanya prinsip teleogi dalam dunia yang tidak sadar akan tujuannya sendiri namun mendorong segala kekuatan hidup kearah tujuannya masing-masing. Jadi jung berusaha membuat kombinasi antara teleoligi dan ketidaksadaran kombinasi Schopenhour – Hartmann. Juga jung sangat terpengaruh oleh  J.J Bachouer yang banyang menulis tentang interpetasi lambang-lambang kuno. Juga pribadi Nietze yang menuurut jung merupakan contoh yang jelas bagi pribadi yang terpecah, yaitu Nietze dan Zarathustra besar pengaruh terhadap pemikiran Jung.
Dalam lapangan psikiatri ia terpengaruh oleh Pierre Janet dan terlebih Sigmund Freud, beberapa tahun lamanya Jung menempatkan diri sebagai pengikut Freud, dan banyak membela psikoanalitis terhadap kritik. Tetapi kemudian ada perbedaan pandangan sendiri yang diberi nama psikologi analitis atau psikologi kompleks.
B.     Struktur Psyche atau Kepribadian
Jung tidak bercicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche. Adapun yang dimaksud dengan psyche totalitas segala peristiwa psikis yang disadarai maupun yang tidak disadari. Jadi jiwa manusia terdiri dari 2 alam, yaitu
Ø  Alam sadar(kesadaran),
Ø  Alam tak sadar(ketidaksadaran).
Kedua alam itu tidak hanya saling mengisi, tetapi terhubung secara konpensatoris. Adapun fungsi keduanya adalah sebagai penyesuaian, yaitu;
Ø  Alam sadar penyesuaian terhadap dunia luar,
Ø  Alam tak sadar penyesuaian terhadap dunia dalam.
Batas antara alam itu tidak tetap, melainkan dapat berubah-ubah, artinya luas daerah kesadaran dan ketidaksadaran itu dapat bertanbah atau berkurang.
1.      Struktur kesadaran
Kesadaran mempunyai 2 komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peran penting dalam orientasi manusia  dalam dunianya.
a.       Fungsi jiwa
Apa yang dimaksud dengan fungsi jiwa oleh Jung ialah suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Jung menbedakan empat fungsi pokok, yang dua rasional, yaitu pikiran dan perasaan, sedangka yang dua lagi irrasional, yaitu pendiriaan dan intuisi. Dalam berfungsinya fungsi-fungsi rasional bekerja dengan penilaian: pikiran menilai atas dasar benar dan salah, sedangkan perasaan menilai atas dasar menyenangkan dan tidak menyenangkan. Kedua fungsi yang irrasional dalam fungsinya tidak memberikan penilaian,melainkan hanya semata-mata mendapat pengamatan: pendirian mendapat pengamatan dengan sadar-indriah, sedangkan intuisi mendapat pengamatan secara tidak sadar-naluriah.
b.      Sikap jiwa
Yang dimaksud dengan sikap jiwa ialah arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Arah aktivitas energi psikis ini dapat keluar atau kedalam, dan demikian pula arah orientasi manusia terhadap dunianya dapat keluar maupun kedalam.
Setiap orang mengadakan orientasi terhadap dunia sekitarnya, namun dalam caranya mengadakan orientasi itu orang satu berbeda dengan orang yang lain. Apabila orientasi terhadap segala sesuatu itu sedemikian rupa sehingga putusan-putusan dan tindakan-tindakannya kebanyakan dan terutama tidak dikuasai oleh pendapat-pendapat subjektif, maka individu yang demikian itu dikatakan mempunyai orientasi ekstravert. Dan apabila orientasi ekstravert itu menjadi kebiasaan, maka individu yang bersangkutan mempunyai tipe ekstravert.
Jadi berdasarkan atas sikap jiwanya manusia dapat digolongkan menjadi 2 tipe, yaitu:
a.       Manusia-manusia yang bertipe ekstravers,
b.      Manusia-manusia yang bertipe introvers.
Orang yang ekstravers terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar; pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya baik lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial. Bahayanya bagi tipe ekstravert ini ialah apabila ikatan kepada dunia luar terlalu kuat, sehingga ia tenggelam dalam dunia objektif, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri.
Oarang yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia didalam dirinya sendiri. Orentasinya terutama tertuju kedalam: pikiran, perasaan, serta tndakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subjektif. Bahaya tipe introvers ini ialah kalau jarak dengan dunia objektif terlalu jauh, sehingga orang lepas dari dunia objektifnya.
Juga antara ekstravers dan introvers itu terdapat hubungan yang kompensatoris.
c.       Tipologi Jung
Dengan mendasarkan pada dua komponen pokok dari pada kesadaran itu sampailah Jung pada empat kali dua atau delapan tipe, empat tipe ekstrovers dan empat tipe introvers. Dalam membuat pacandraan mengenai tipe-tipe tersebut selalu dikupasnya juga kehidupan alam tak sadar, yang baginya merupakan realitas yang sama pentingnya dengan alam sadar. Kehidupan alam tak sadar itu berlawanan dengan kehidupan alam sadar, jadi orang yang kesadaranya bertipe pemikir maka ketidaksadaranya adalah perasa, orang yang kesadarannya ekstravers ketidaksadarannya bersifat introvers, begitu selanjutnya.


d.      Persona
Apa yang telah dikemukan itu adalah keadaan kehidupan alam sadar yang sebenarnya: tetapi masih ada suatu soal lagi, yaitu bagaimana orang itu dengan sadar menampakkan diri ke luar, karena cara individu dengan sadar menampakkan diri keluar itu belum tentu sesuai dengan keadaan dirinya yang sebenarnya, dengan individulitasnya. Cara individu dengan sadar menampakkan diri keluar (kedunia sekitarnya) itu oleh Jung disebut persona. Jung sendiri memberi batasan persona sebagai”kompleks fungsi-fungsi yang terbentuk atas dasar pertimbangan-pertimbangan penyesuaian atau usaha mencari penyelesaian, tetepi tidak sama dengan individualitas”. Persona itu merupakan kompromi antar individu dan masyarakat, antara strukturbatin sendiri dengan tuntutan-tuntutan sekitar mengenai seharusnya bagaimana orang berbuat apabila orang dapat menyesuaikan diri kedunia luar dan dunia dalam dengan baik, maka persona itu akan merupakan selubung yang elastis, yang dengan lancar dapat dipergunakan; akan tetapi kalau penyesuaian itu tidak baik, maka persona dapat merupakan topeng yang kaku beku untuk menyembunyikan kelemahan-kelemahan: misalnya seorang kepala kantor yang sebenarnya kurang mampu mengatur bawahannya di mana-mana berlagak “sok pembesar” untuk menutupi kelemahanya tersebut, sehingga tingkah lakunya menjadi stereotipis dan banyak sekali yang tek sesuai dengan keadaan.
2.      Struktuk ketidaksadaran
Ketidak sadaran mempunyai dua lingkaran, yaitu ketidaksadaran pribadi dan ketidak sadaran kolektif.
a.       Ketidaksadaran pribadi
Ketidaksadaran pribadi berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selama hidupnya. Ini meliputi hal-hal yang terdesak atau tertekan (“kompleks terdesak”) dan hal-hal yang terlupakan (bahan-bahan ingatan) serta hal-hal yang teramati, terpikir, terasa dibawah ambang kesadaran. Kecuali itu juga termasuk dalam lingkungan ini apa yang terkenal dengan istilah prasadar dan bawah sadar. Alam prasadar (das verbewuss te-istilah ini berasal dari freud) merupakan daerah pembatas antara ketidaksadaran pribadi dan kesadaran, Dan berisikan hal-hal yang siap masuk kesadaran. Alam bawah sadar (das Unvewusste)- istilah ini berasal dari Dessior-berisikan kejadian-kejadian psikis yang terletak padadaerah perbatasan antara ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif.
b.      Ketidaksadaran kolektif
Ketidaksadaran kolektifmengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya. Daerah yang paling atas langsung dibawah ketidaksadaran pribadi berisikan emosi-emosi serta dorongan-dorongan primitif. Daerah dibawahnya lagi berisikan”invasi”, yaitu erupsi dari bagian terdalam daripada ketidaksadaran serta hal-hal yang sama sekali tidak dapat dibuat sadar. Jung sendiri merumuskan ketidaksadaran kolektif itu sebagai warisan kejiwaan yang besar daripada perkembanan kemanusiaan, yang terlahir kembali dalam struktur tiap-tiap individu, dan membandingkannya dengan apa yang disebut oleh Levy Bruhl tanggapan mistik kolektif (representations collectives) orang-orangprimitif.pengetahuan mengenai ketidaksadaran itu diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui manifestasi daripada isi-isi ketidaksadaran itu. Manifestasi dapat berbentuk syimptom dan kompleks, mimpi, archetypus.
1). Symptom dan kompleks
Symptom dan kompleks merupakan gejala-gejala yang masih bisa disadari. Symptom adalah”gejala dorongan” daripada jalan energi yang normal, yang dapat berbentuk symptom kejasmanian maupun kejiwaan. Symptom adalah tanda bahaya, yang memberitahu bahwa ada sesuatudalam kesadaran yang kurang, dan karenannya perlu perluasan kealam taksadar.
Kompleks-kompleks adalah bagian kejiwaan kepribadian yang telah terpecah dan lepas dari penilikan (kontrol) kesadaran dan kemudian mempunyai kehidupan sendiri dalam kegelapan alam ketidaksadaran, yang selalu mendapat hambatan atau memajukan prestasi-prestasi kesadaran. Kompleks itu terdiri dari unsur inti, yang umumnya tak disadari dan bersifat otonom, serta sejumlah asosiasi-asosiasi yang terbentuk atas dasar inti tersebut: asosiasi itu tergantung kepada disposisi individu beserta pengalaman-penglamannya. Menurut Jung, kompleks memang dapat juga diselaesaikan; dalam hal ini jelas kompleks itu banyank pengalaman traumatis.
2). Mimpi, fantasi, khayalan
Mimpi sering timbul dari kompleks dan merupakan” pesan rahasia dari siang malam”. Bagi Freud dan Adler mimpi itu dianggap sebagai hasil hal yang patologis, yaitu penjelmaan dan anggan-anggan dan keinginan-keinginan yang tidak dapat direalisasikan, maka bagi Jung mimpi itu mempunyai sifat konstruktif, yaitu mengkonfensasikan keberat sebelahan dari konflik.
Disamping itu Jung juga menegmukakan fantasi (phantase) dan khayalan(vision) sebagai bentuk mnifestasi ketidaksadaran. Kedua hal yang terakhir ini bersangkutan dengan mimpi, dan timbul pada waktu taraf kesadaran merendah; variasinya boleh dikatakan tak terhingga, dari mimpi siang hari serta impian tentang keinginan-keinginan sampai pada khayalan khusus orang-orang yang dalam keadaan ekstase.
3). Archetypus
Archetypus~ istilah archetypus ini diambil Jung dari Augustinus~merupakan bentuk pendapat instinktif dan reaksi instinktifterhadapreaksi tertentu, yang terjadi diluar kesadaran. Archetypus itu dibawa sejak lahir dan tumbuh pada ketidakkesadaran kolektif selama perkembangan manusia. Archatypus  merupakan pusat serta medan tenaga daripada ketidaksadaran yang dapat mengubah sikap kehidupan sadar manusia. Archetypus dapat dibandingkan dengan apa yangdisebut “ide” oleh Plato, hanya bedanya kalau ide Plato itu bersifat unipoler, hanya mengenaisegi terang atau baiknya saja, maka archetypus bersifat bipoer, mengenai segi tarang dan gelap. Jung menyebut juga”organ-organ jiwa” atau seperti apa yang disebut Berson “les eternels increes”.
c.       Beberapa Bentuk Khusus Isi Ketidaksadaran
1). Bayang-bayang
 Di dalam kepribadian terdapat pula bayangan-bayangan, yaitu “segi lain” atau “bagian gelap” daripada kepribadian, kekurangan yang tidak disadari. Bayang-bayang ini terbentuk dari fungsi interior dari sikap jiwa yang interior, yang karena pertimbangan-pertimbangan moral atau pertimbangan lain dimasukkan ke dalam ketidaksadaran, karena tidak serasi dengan kehidupan sadarnya. Bayang-bayang merupakan tokoh archetypus, suatu pecahan kepribadian, yang merupakan bayang-bayang, tetapi tidak terkait pada individu.
2). Proyeksi:Imago
Proyeksi di sini diartikan “dengan secara tidak sadar menemptkan isi-isi batin sendiri pada objek-objek diluar dirinya”. Peristiwa ini terjadi secara mekanis, tidak disadari. Jung menamakan isi kejiwaan yang diproyrksikan kepada orang lain itu imago.
3). Animus dan Anima
Imago yang terpenting pada orang dewasa adalah animus pada orang perempuan dan anima pada orang laki-laki, yaitu sifat-sifat atau kualitas-kualtas jenis kelamin lain yang ada dalam ketidaksadaran manusia. Anima atau animus itu ada dalam hubungan yang langsung dengan persona. Persona menyesuaikan diri kekuar sedangkan anima atau animus menyesuaikan diri kedalam; jadi persona adalah fungsi perantara antara aku dan dunia luar, sedangkan anima atau animus adalah fungsi perantara antara aku dan dunia dalam.


1 komentar: