Translate

Minggu, 23 Februari 2014

Tokoh Syah waliyullah



Ø  Syah waliyullah
Nama lengkapnya adalah Imam Al-Khabir Ahmad Abdul Rahim Ibn As-Shahid Wajihudin Ibn Mu’azzam Ibn Ahmad Ibn Mahmud Dahlawi, kemudian lebih dikenal dengan Syah Waliyullah. Lahir pada 21 februari 1702 M/ 1114 H, di Pulth, Daerah Muzaffaragh, dekat Delhi, India Silsilah keturunannya di sebelah ayahnya sampai kepada  Sayyidina Umar Al Faruq dan sebelah ibunya sampai kepada Imam Muza Khazim ra.
Tokoh besarini terlihat memiliki kecerdasan yang luar biasa sejak dalam tingkat dasar sekitar umur 5 tahun. Menginjak umur 7 tahun ia menghafal Al-Qur’an. Tahun demi tahun silih berganti. Tepat meginjak umur 15 tahun, ia telah berhasil menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan seperti halnya: ilmu hukum, tafsir, hadits, ilmu logika, filsafat, astronomi, kedokteran, matematika, dan lain-lain. Sebagai penyeimbang dari berbagai ilmu pegetahuan yang didapatkan beliau juga mendalami  pengembangan ruhani melalui latihan-latihan dalam tarekat, sebab orang tuanya juga sebagai pemimpin tarekat lokal yang bernama Naqsyabandiyah.
mengingat berbagai pengalaman dan keilmuan yang beliau miliki sangat kompleks, setidaknya ada bebrapa catatan penting dari hasil produksi-produksi intelektual beliau yang ditawarkan ditengah kehidupan dimasyarakat yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.       Menyeru kembali kepada Al-Qur’an dan Hadits
b.      Tidak suka prektek-prektek sufi yang tidak benar
c.       Memberantas taklid buta, beliau berpandangan yang dapat diperbolehkan adalah seseorang mengetahui secara jelas apa yang harus ia ikuti
Adapun hasil dari pemikirannya ialah sejumlah karya ilmiahnya diantaranya:
a.       Fuyud al Haromain (limpahan dua kota suci)
b.      Al Fatimah (berkisah tentang bangunan spiritual)
c.       Al Hujjat al Baligah (argumentasi yang kuat)
d.      Al-Fauz al Khabir fi Usul at Tafsir (kemenangan besar dalam usul tafsir)

  

ANALISIS ALIRAN-ALIRAN KLASIK PENDIDIKAN


ANALISIS ALIRAN-ALIRAN KLASIK PENDIDIKAN
A . Aliran Nativisme
Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) dari kata sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati.Pelopor aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1880. Aliran nativisme (aliran pesimistik).Aliran nativisme menyatakan bahwa perkembangan seseorang merupakan produk dari pembawaan yang berupa bakat. Bakat yang merupakan pembawaan seseorang akan menentukan nasibnya. Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran empirisme. Orang yang “berbakat tidak baik” akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu dididik untuk menjadi baik. Orang yang “berbakat baik” akan tetap baik dan tidak perlu dididik, karena ia tidak mungkin akan terjerumus menjadi tidak baik.
Adapun aliran Nativisme, secara umum sangat dipengaruhi oleh pandangan-pandangan dari aliran Idealisme, terlihat dari konsepsi dasarnya tentang hakikat manusia itu sendiri. Menurut aliran Nativisme ini, manusia mempunyai potensi yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan dalam proses penerimaan pengetahuan. Potensi tersebut merupakan “gabungan” dari hereditas orang tuanya maupun “bakat/pembawaan” yang berasal dari dirinya sendiri.
Faktor perkembangan manusia dalam teori nativisme
1.      Faktor Genetic.
Adalah faktor gen dari kedua orangtua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri manusia. Contohnya adalah Jika kedua orangtua anak itu adalah seorang penyanyi maka anaknya memiliki bakat pembawaan sebagai seorang penyanyi yang prosentasenya  besar.
2.      Faktor Kemampuan Anak
Adalah faktor yang menjadikan seorang anak mengetahui potensi yang terdapat dalam dirinya. Faktor ini lebih nyata karena anak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Contohnya adalah adanya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mendorong setiap anak untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minatnya.


3.      Faktor pertumbuhan Anak
Adalah faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minatnya di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia kan bersikap enerjik, aktif, dan responsive terhadap kemampuan yang dimiliki. Sebaliknya, jika pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mngenali bakat dan kemampuan yang dimiliki.
Tujuan-Tujuan Teori Nativisme
1.   Mampu memunculkan bakat yang dimiliki
Dengan teori ini diharapkan manusia bisa mengoptimalkann bakat yang dimiliki dikarenakan telah mengetahui bakat yang bisa dikembangkannya.
Dengan adanya hal ini, mudahkan manusia mengembangkan sesuatu yang bisa berdampak besar terhadap kemajuan dirinya.
2.   Mendorong manusia mewujudkan diri yang berkompetensi
Dengan teori ini diharapkan setiap manusia harus lebih kreatif dan inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat agar menjadi manusia yang berkompeten sehingga bisa bersaing dengan orang lain dalam menghadapi tantangan zaman sekarang yang semakin lama semakin dibutuhkan manusia yang mempunyai kompeten lebih unggul daripada yang lain.
3.   Mendorong manusia dalam menetukan pilihan
Adanya teori ini manusia bisa bersikap lebih bijaksana terhadap menentukan pilihannya, dan apabila telah menentukan pilihannya manusia tersebut akan berkomitmen dan berpegang teguh terhadap pilihannya tersebut dan meyakini bahwa sesuatu yang dipilihnya adalah yang terbaik untuk dirinya.
4.   Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari dalam diri seseorang
Teori ini dikemukakan untuk menjadikan manusia berperan aktif dalam pengembangan potensi diri yang dimilii agar manusia itu memiliki ciri khas atau ciri khusus sebagai jati diri manusia.
5.   Mendorong manusia mengenali bakat minat yang dimiliki.
Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah mengenali bakat yang dimiliki, denga artian semakin dini manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih memaksimalkan baakatnya sehingga bisa lebih optimal.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir itulah yang menentukan perkembangannya dalam kehidupan. Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaaan. Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa manfaat bagi manusia. Karena keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di dalam ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis.
B. Aliran Empirisme
Aliran empirisme (aliran optimisme). Aliran empirisme mengutamakan perkembangan manusia dari segi empirik yang secara eksternal dapat diamati dan mengabaikan pembawaan sebagai sisi internal manusia. Dengan kata lain pengalaman adalah sumber pengetahuan, sedangkan pembawaaan yang berupa bakat tidak diakui.
Manusia dilahirkan dalam keadaan kosong, sehingga pendidikan memiliki peran penting yang dapat menentukan keberadaan anak. Aliran ini melihat keberhasilan seseorang hanya dari pengalaman (pendidikan) yang diperolehnya, bukan dari kemampuan dasar yang merupakan pembawaan lahir. Tokoh utamanya John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The School of British Empircism” (aliran empirisme inggris). Namun, aliran ini lebih berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi bernama “environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masih baru (Rober, 1988).
Doktrin aliran empirisme yang amat mashyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini para penganut empirisme (bukan empirisme) menganggap setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa. Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang mendidiknya. Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang polisi. Karena ia memiliki pengalaman belajar di bidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya pemusik sejati.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung.
Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan kemampuan dasar yang di bawa anak sejak lahir, di kesampingkan. Padahal ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun lungkungan tidak terlalu mendukung.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.
Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau kearah yang buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dengan demikian pendidikan diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan anak didik.Karena pendapatnya yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan disebut juga Aliran Optimisme Paedagogis. Tokoh aliran ini yaitu John Locke.

C. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.
Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan proses perkembangan diatas, penyusun pandangan bahwa faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:
  1. Faktor Internal  yaitu faktor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya sendiri.
  2. Faktor Eksternal yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi siswa tersebut dengan lingkungannya.
Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi.
Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu. Dari sisi lain, variasi pendapat itu juga melahirkan berbagai pendapat/gagasan tentang belajar mengajar, seperti peran guru sebagai fasilitator ataukah informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai, perumusan tujuan pengajaran yang sangat behavioral, penekanan pada peran teknologi pengajaran (The Teaching Machine, belajar berprogram, dan lain-lain).

D. Aliran Naturalisme
Nature artinya alam atau yang di bawa sejak lahir. Aliran ini di pelopori oleh seorang filusuf Prancis JJ.Rousseau(1712-1778). Berbeda dengan nativisme naturalisme berpendapat bahwa semua anak yang baru dilahirkan mempunyai pembawaan baik, dan tidak satupun dengan pembawaan buruk. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangant di tentukan oleh pendidkan yang di terimanya atau yang mempengaruhinya. Jika pengeruh itu baik maka akan baiklah ia akan tetapi jika pengaruh itu jelek, akan jelek pula hasilnya. seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini yaitu J.J. Rousseausebagai berikut:”semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari sang pencipta, tetapi semua rusak di tangan manusia”. Oleh karena itu sebagai pendidik Rousseau mengajukan “pendidikan alam” artinya anak hendaklah di biarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya.
Rousseau juga berpendapat bahwa pendidikan yang di berikan orang dewasa malahan dapat merusak pembawaan anak yang baik itu, aliran ini juga di sebut negativisme.
Jadi menurut aliran ini pendidikan harus di jauhkan dari anak-anak, seperti di ketahui, gagasan naturalise yang menolak campur tangan pendidikan, sampai saat ini malah terbukti sebaliknya pendidikan makin lama makin di perlukan.
Tokoh aliran ini adalah J.J. Rousseau. la adalah filosof Prancis yang hidup tahun 1712-1778. Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh lingkungan, sehingga aliran Naturalisme sering disebut Negativisme.   Dalam aliran Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang proses pembelajaran dintaranya adalah :
  1. Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan didalam dirinya secara alami.
  2. Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik. Tanggung jawab belajar terletak pada diri anak didik sendiri.
  3. Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat  dengan menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola  belajar anak didik. Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya.
Aliran filsafat naturalisme didukung oleh tiga aliran besar yaitu realisme, empirisme dan rasionalisme. Pada dasarnya, semua penganut naturalisme merupakan penganut realisme, tetapi tidak semua penganut realisme merupakan penganut naturalisme. Imam Barnadib menyebutkan bahwa realisme merupakan anak dari naturalisme. Oleh sebab itu, banyak ide-ide pemikiran realisme sejalan dengan naturalisme. Salah satunya adalah nilai estetis dan etis dapat diperoleh dari alam, karena di alam tersedia kedua hal tersebut.
Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran filsafat naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk itu pendidikan yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan intelek. Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga untuk menjadikan seseorang lebih arif dan bijaksana..
Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah merupakan dasar utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga.Paham naturalisme memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.
Tujuan pendidikan naturalisme:
(1) Pemeliharaan diri
(2) Mengamankan kebutuhan hidup
(3) Meningkatkan anak didik
(4) Memelihara hubungan sosial dan politik
(5) Menikmati waktu luang.
Prinsip dalam proses pendidikan aliran naturalisme:
(1) Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam
(2) Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik
(3) Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak
(4) Memperbanyak ilmu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan
(5) Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak
(6) Praktik mengajar adalah seni menunda
(7) Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif (Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik.

E .  Aliran Progresivisme
Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.  Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain.
Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh ke-cerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan. Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala.tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar “naturalistik”, hasil belajar “dunia nyata” dan juga pengalaman teman sebaya

Pandangan Progesivisme dan Penerapannya di Bidang Pendidikan
Anak didik diberikan kebebasan baik secara fisik maupun cara berpikir, guna mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya, tanpa terhambat oleh rintangan yang dibuat oleh orang lain, Oleh karena itu filsafat progressivisme tidak menyetujui pendidikan yang otoriter. Sebab, pendidikan otoriter akan mematikan tunas-tunas para pelajar untuk hidup sebagai pribadi-pribadi yang gembira menghadapi pelajaran. Dan sekaligus mematikan daya kreasi baik secara fisik maupun psikis anak didik.
Filsafat progresivisme menghendaki jenis kurikulum yang bersifat luwes
(fleksibel) dan terbuka. Jadi kurikulum itu bisa diubah dan dibentuk sesuai dengan zamannya. Sifat kurikulumnya adalah kurikulum yang dapat direvisi dan jenisnya yang memadai, yaitu yang bersifat eksperimental atau tipe Core Curriculum.
Kurikulum dipusatkan pada pengalaman atau kurikulum eksperimental didasarkan atas manusia dalam hidupnya selalu berinteraksi didalam lingkungan yang komplek.
Progresivisme tidak menghendaki adanya mata pelajaran yang diberikan terpisah, melainkan harus terintegrasi dalam unit. Dengan demikian core curriculum mengandung ciri-ciri integrated curriculum, metode yang diutamakan yaitu problem solving.
Dengan adanya mata pelajaran yang terintegrasi dalam unit, diharapkan anak dapat berkembang secara fisik maupun psikis dan dapat menjangkau aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

F . Aliran Konstruktivisme
Jean Piaget psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme, teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Menurut Piaget setiap organisme harus dapat beradaptasi dengan lingkungannya untuk dapat bertahan hidup. Analog dengan hal tersebut manusia (siswa) pada kenyataanya berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secara kognitif. Maka siswa harus mengembangkan skema pemikiran yang lebih umum atau rinci atau perlu perubahan, menjawab, menginterpretasikan pengalaman tersebut. Dengan cara ini pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang.
Konstruktivisme menekankan perkembangan dan konsep dan pengertian yang lebih mandalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya.
Pengetahuan berguna jika pengetahuan tersebut mampu memecahkan persoalan yang ada. Pengetahuan merupakan proses yang terus berkembang. ( Great News: 2008) Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari ( Wikipedia : 2008). Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. (Whandi:2008).Senada dengan pengertian sebelumnya Callahan juga mengatakan bahwa konstruktivisme menginginkan adanya perbaikan kondisi manusia pada umumya ( Pidarta :2000).
Penerapan pendidikan dengan pola konstruktivisme diwujudkan dengan mengajak siswa secara aktif membangun konsep-konsep kognitif. Guru tidak sekedar memberi, namun siswa mencari secara aktif, dan mengembangkannya. Satu contoh misalnya dalam pembelajaran sain. Siswa terlebih dahulu diajak untuk mengamati fenomena-fenomena alam yang ada seperti pelangi, banjir, merebaknya hama tanaman tertentu. Melalui fenomena yang ada, guru mengarahkan siswa untuk mencari penyebabnya. Siswa menemukan sendiri penyebab terjadinya pelangi, banjir ataukah hama.
Pengetahuan tidak berhenti sampai di sini, pengetahuan siswa tentang penyebab terjadinya banjir, digunakan siswa untuk mencari solusi pencegahan banjir yang banyak terjadi. Penerapan solusi pencegahan banjir, memerlukan pengetahuan-pengetahuan yang baru, disinilah terlihat dinamikan pengetahuan. Pengetahuan semakin berkembang pada diri siswa, dan dicari sendiri secara aktif oleh siswa. Pengetahuan baru ini juga menciptakan perbaikan, banjir berkurang. Dan pengetahuan baru jelas merupakan tindakan bermakna, sebab memberikan manfaat pada perbaikan lingkungan.

Ciri-ciri konstruktivisme dalam pembelajaran
  1. Siswa aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
  2. Siswa membina sendiri pengetahuan
  3. Proses pembinaan pengetahuan pada siswa melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran yang terdahulu dengan pembelajaran yang terbaru
  4. Membandingkan informasi baru dengan pemahaman yang sudah ada
  5. Ketidak-seimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama
  6. Bahan pengajaran dikaitkan dengan pengalaman siswa untuk menarik minat belajarnya
Pembelajaran konstruktivisme sebaiknya melibatkan guru yang konstruktif pula. Guru tidak hanya memberi pengetahuan kepada siswa, tetapi guru membantu siswa membangun sendiri pengetahuan dalam benaknya, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menentukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Guru memberikan kepada siswa anak tangga untuk membawa siswa kepada pemahaman yang lebih tinggi dan siswa harus memanjat sendirianak tangga tersebut.

Guru yang konstruktivisme memiliki ciri- ciri:
  1. Mendukung dan menerima inisiatif dan otonomi siswa.
  2. Mencari tahu tentang pengertian siswa akan konsep yang diberikan sebelum membagi pengertian mereka akan konsep tersebut.
  3. Mendukung siswa untuk terlibat dalam dialog, baik dengan guru atau sesama siswa.
  4. Memberikan pertanyaan terbuka untuk mendorong siswa bertanya.
  5. Mencari perluasan dari tanggapan siswa.
  6. Mengajak siswa terlibat dalam pengalaman yang mungkin bertentangan dengan hipotesa awal mereka dan kemudian mendorongnya untuk diskusi.
  7. Memberi waktu bagi siswa untuk membentuk hubungan dan menciptakan metafora atau perumpamaan
  8. Mengembangkan keinginan dari siswa dengan sering menggunakan model lingkaran belajar atau siklus belajar.
Pendidikan dengan pola konstruktivisme, akan menciptakan pengalaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong siswa untuk berfikir dan berfikir ulang lalu mendemonstrasikan. Siswa yang kreatif, akan mudah menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada. Tentunya ini akan berkaitan pula dengan kemampuannya menjawab soal-soal ujian akhirnya. NEM akan meningkat, siswa putus sekolah akan berkurang. Pembelajaran yang berorientasi pada permasalahan yang ada di lingkungan, dan selalu mengikuti perkembangan, akan memperluas pandangan siswa, sehingga pengetahuannya tidak terbatas pada apa yang didapat di kelas. Pengetahuannya berkembang sesuai tuntutan zaman, sehingga pada saatnya nanti harus bekerja, aplikasi ilmunya sesuai dengan apa yang diperlukan saat itu. Lulusan sekolah siap bekerja, pengangguran akan berkurang.

PERAN WIRAUSAHA DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN NASIONAL


PERAN WIRAUSAHA DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN NASIONAL






                                                                                               

PAPER
Diajukan kepada Madrasah Aliyah “Darul Huda”
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mengikuti
Ujian Akhir Nasional

Oleh:
ABDULRAOHMAN WAKHID
NISN:


Jurusan: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


MADRSAH ALIYAH DARUL HUDA
MAYAK TONATAN
PONOROGO
2012/2013
















YAYASAN PONDOK PESANTREN “DARUL HUDA”




MADRASAH ALIYAH DARUL HUDA MAYAK PONOROGO
STATUS TERAKREDITASI B
Alamat: Jl. Ir. H. Juanda VI/38 Telp. (0352) 461093 Mayak-Tonatan-Ponorogo

PAPER INI TELAH DISETUJUI OLEH PEMBIMBING DAN DISYAHKAN
OLEH KEPALA MADRASAH ALIYAH “DARUL HUDA”
MAYAK TONATAN PONOROGO

PADA TANGGAL: _____________________
MENGESAHKAN
MADRASAH ALIYAH “DARUL HUDA’’
Kepala

Drs. MUDHOFIR

PEMBIMBING


SUROSO  S.E


DIPERTAHANKAN DI DEPAN TEAM PENGUJI
PADA HARI/TANGGAL: ____________________

NO.
NAMA
JABATAN
TANDA TANGAN
1.

Penguji I

2.

Penguji II



MOTTO

3 ª!$#ur ãNn=÷ètƒ öNä3t7¯=s)tGãB ö/ä31uq÷WtBur ÇÊÒÈ  
Artinya : Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. (Q.S. Muhammad :19)










PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan kepada:
1.      Allah SWT yang selalu memberikan peringatan dan kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk-Nya.
2.      Rosulullah SAW yang telah perkenalkan islam kepada seluruh ummatnya.
3.      Madrasah aliyah “DARUL HUDA” yang tercinta tempat menuntut ilmu yang penuh barokah.
4.      Dewan asatidz yang mendidik dan membimbing dalam menuntut ilmu.
5.      Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendidik dan mendo’akan demi kesuksesan penulis.
6.      Bapak pembimbing yang telah meluangkan waktu guna memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan karya tulis ini.
7.      Seseorang yang setia menemani dan membantu penulis dalam pengerjaan karya tulis ini.
8.      Teman-teman seperjuangan yang sudi membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini.



KATA PENGANTAR

الحمد لله رب العالمين وبه نستعين وعلى أمور الدنيا و الدين وعلى اله وصحبه اجمعين. أما بعده.

            Kami panjatkan rasa syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga kami dapat melaksanakan pembuatan paper ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti Ujian  Nasional (UN) di Madrasah Aliyah Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo.
            Shalawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad saw serta seluruh sahabat-sahabatnya.
            Dengan kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1.      Bapak Drs. Mudhofir, selaku Kepala Madrasah Aliyah Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo.
2.      Bapak Qoribun Shidiq S.Ag, selaku wali kelas XII B  IPS Madrasah Aliyah Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo.
3.      Bapak Suroso S.Pd, selaku pembimbing dalam pembuatan karya tulis ini.
Semoga jerih payah dan ketulusan beliau dalam membimbing penulis mendapat ridho Allah SWT. Amin.



 Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan paper ini.

Semoga paper ini bermanfaat baik bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.


Ponorogo,     Oktober 2012
Penulis



ABDULROHMAN WAKHID









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... .. i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO..................................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................... iv
KATA PENGANTAR..................................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................................... vii
BAB I       :PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.........................................................................   1         
B.     Rumusan Masalah...................................................................................   2         
C.     Tujuan Pembahasan................................................................................   2         
D.    Jenis Penelitian........................................................................................   2         
E.     Metode pengumpulan data.....................................................................   3
F.      Metode Analisis Data.............................................................................   3         
G.    Sistematika Pembahasan.........................................................................   3         
BAB II      :WIRAUSAHA DAN PEREKONOMIAN
A.    Pengertian Wirausaha.............................................................................   5         
B.     Ciri dan Sifat Wirausaha.........................................................................   6         
C.     Sikap Wirausaha.....................................................................................   8       
D.    Syarat-syarat Wirausaha.........................................................................   10     
E.     Tahap-tahap Wirausaha...........................................................................   12
F.      Pengertian Perekonomian.......................................................................   13
G.    Sistem Perekonomian.........................................................................  14
H.    Pelaku Perekonomian Indonesia......................................................... 16
BAB III    :PERAN WIRAUSAHA DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN NASIONAL
A.    Manfaat Wirausaha.................................................................................   19
B.     Peran Wirausaha Dalam Memajukan Perekonomian..............................   20
C.     Penyebab Wirausaha Indonesia Sulit Berkembang................................   23
BAB IV    :PENUTUP
A.    Kesimpulan.............................................................................................   26
B.     Saran-saran..............................................................................................   27
C.     Penutup...................................................................................................   27
DAFTAR PUSTAKA                       
BIODATA PENULIS                        

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan kerja bagi dirinya  sendiri atau menciptakan kerja bagi orang lain dengan mengelola sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk mengembangkan suatu usaha agar memperoleh penghasilan, pendapatan atau keuntungan dan dapat bertahan dalam persaingan serta dapat mengembangkannya. walaupun Kekayaan alam suatu negara yang melimpah belum tentu menjamin dapat  memberikan dukungan terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara manakala tidak dikelola oleh sumber daya  manusia  yang tangguh dan memiliki jiwa kewirausahaan. Oleh sebab itu, negara harus mampu menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pada era globlisasi dewasa ini, persaingan usaha di segala bidang semakin keras dan  ketat. situasi saat inilah peran wirausaha sangat diperlukan untuk tampil dengan kreativitas dan inovasi yang tinggi untuk menyaingi barang-barang hasil impor.
Dari pernyataan diatas, maka mendorong penulis untuk mengangkat judul “PERAN WIRAUSAHA DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN NASIONAL”. Dengan tujuan agar masyarakat khususnya  para  pemuda mengetahui peran penting wirausaha bagi perekonomian. sehingga, bisa berkreativitas dan berinovasi agar kedepannya bisa merubah orientasinya dari mencari kerja ke menciptakan lapangan kerja (berwirausaha).
B.     Rumusan  Masalah
Dari uraian diatas, penulis tertarik dan berniat untuk membicarakan masalah peran wirausaha dalam memajukan perekonomian untuk dijadikan judul paper ini. Adapun masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut
1.    Apa manfaat wirausaha ?
2.    Bagaimana peran wirausaha dalam memajukan perekonomian ?
3.    Bagaimana penyebab  wirausaha sulit berkembang ?

C.    Tujuan  Pembahasan
Dalam pembahasan judul “PERAN WIRAUSAHA DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN NASIONAL” ini, penulis mempunyai tujuan tertentu antara lain :
1.    Untuk mengetahui manfaat wirausaha.
2.    Untuk mengetahui peran wirausaha dalam memajukan perekonomian.
3.    Untuk mengetahui penyebab  wirausaha Indonesia sulit berkembang.

D.    Jenis  Penelitian
Adapun penelitian yang penyusun gunakan dalam menyusun paper ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu penulis mengumpulkan buku yang ada kaitannya dengan judul kemudian disimpulkan dan dirumuskan.

E.    Metode  Pengumpulan  Data
Untuk menghasilkan suatu karya tulis yang sempurna penulis menggunakan metode dekumentasi, yaitu metode yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu yang dianalisis untuk mewujudkan kesimpulan yang bersifat umum.

F.     Metode  Analisis  Data
Di sini penulis menggunakan dua metode yang dapat menunjang berhasilnya karya tulis ini, yaitu.
1.    Metode  Deduktif
Adalah suatu metode yang menyelidiki permasalahan yang  bersifat  umum menjadi hal-hal yang bersifat khusus.
2.    Metode  induktif
Adalah suatu metode yang menyelidiki permasalahan yang bersifat khusus menjadi hal-hal bersifat umum.

G.    Sistematika  Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penyusunan paper ini maka pembahasan paper ini dikelompokkan dalam empat bab. Antara masing-masing bab mempunyai korelasi yang erat tidak dapat dipisahkan.
Bab I        : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan pembahasan, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data dan sistematika pembahasan.
Bab II       : KEWIRAUSAHAAN  DAN  PEREKONOMIAN
Bab ini sebagai landasan teori yang berisi pengertian wirausaha, ciri-ciri dan sifat wirausahawan, sikap wirausaha, syarat-syarat wirausaha, tahap-tahap kewirausahaan, pengertian perekonomian, sistem-sistem perekonomian, pelaku perekonomian indonesia.
                             Bab III     : PERAN WIRAUSAHA  DALAM  MEMAJUKAN
                                              PEREKONOMIAN  NASIONAL
Bab ini merupakan pokok pembahasan masalah dalam paper ini, yang berisi manfaat wirausaha, peran wirausaha dalam  memajukan perekonomian nasional, penyebab wirausaha Indonesia sulit berkembang.
Bab IV     : PENUTUP
Bab ini merupakan akhir dari paper ini yang berisi kesimpulan, saran dan penutup







BAB II
WIRAUSAHA  DAN  PEREKONOMIAN

A.    Wirausaha
1.      Pengertian Wirausaha
Istilah wirausaha berasal dari dua suku kata, yaitu wira  dan usaha. Wira adalah pahlawan, laki-laki; berani atau perwira. Sedangkan usaha adalah kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya)  untuk mencapai sesuatu. Wirausaha dalam bahasa inggris adalah enterepreneur. Secara etimologi kata enterepreneur berasal dari bahasa prancis, yaitu entreprende  yang berarti peluang, pengambil resiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), (dalam Hendro, 2010: 9), menjelaskan pengertian wirausaha sama dengan  wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau berbakat mengenal produk baru, mentekukan  cara produksi baru, menyusun oprasi untuk mengadakan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan oprasinya.
5
Menurut J.B Say (1803), (dalam Hendro, 2010: 9), menjelaslan bahwa  wirausaha adalah pengusaha yang mampu mengelola sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif dan efisien) dan tingkat produktifitas yang  rendah menjadi lebih tinggi.
Menurut Mas’ud machfoedz dan mahmud machfoedz (2004), (dalam Hendro, 2010: 9), menjelaskan bahwa wirausaha adalah seorang inivator yang mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah ide yang bisa dijual, dapat memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu, biaya, serta kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Dari pengertan diatas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengarahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian  mengenal produk baru, mentukan cara produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan oprasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi. (Hendro, 2010:8) 
2.      Ciri  dan  Sifat  Wirausahawan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. maka  setiap orang memperlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat  dalam kewirausahaan.
Ciri-ciri  wirausaha yang  baik
a.         Memiliki sifat mandiri dan percaya diri bahwa mereka akan memperoleh keuntungan dari usahanya.
b.        Peka terhadap kemungkinan peluang yang ada sehingga dapat memanfaatkan peluang dengan baik.
c.         Tekun dan bekerja keras untuk menyukseskan usahanya.
d.        Dapat dan mampu berkomunikasai, baik dengan konsumen maupun dengan usaha yang lain.
e.         Memiliki program yang jelas, terencana, ulet, disiplin dan jujur.
f.         Memiliki daya inovasi yang tinggi dan selalu mengikuti perkembangan.
g.        Dapat mengembangkan usahanya dengan efektif dan efisien.
h.        Memperhatikan lingkungan kerja dan dapat bekerja sama yang saling menguntungkan  dengan lingkungannya.
i.          Dapat menghayati dan mencintai usahanya.
j.          Tidak memiliki rasa bosan atau jenuh dalam bekerja.
Ciri-ciri wirausaha yang tangguh dan unggul
a.         Mampu menghadapi dan menanggulangi  masalah yang timbul.
b.        Dapat memberikan kepuasan kepada para konsumennya atau pelanggannya.
c.         Mampu memberikan jalan keluar jika terjadi permasalahan.
d.        Berani menggambil resiko yang terjadi.
e.         Mampu memperkirakan kemungkinan perbuatan yang akan terjadi.
f.         Mampu mencari peluang pasar.
g.        Bekerja secara efektif. (Saminto, 2005:132)
Sifat-sifat seorang wirausaha
a.         Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualis dan optimisme.
b.        Selalu berusaha untuk berprestasi, berorentiasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
c.         Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
d.        Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
e.         Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
f.         Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
g.        Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
3.    Sikap  Wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan diatas, dapat diidentifikasikan sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatan sehari-hari sebagai berikut.
a.         Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b.        Komitmen  tinggi
Komitmen adalah  kesepakatan mengenai sesuatu hal yang di buat oleh seseorang, baik terhadap dirinya maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (beorientasi  pada  kemajuan).
c.         Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. kejujuran dalam perilaku bersifat kompleks.
d.        Kreatif  dan  inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berfikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
e.         Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila seorang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak.
f.         Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tesebut mampu menggunakan fakta/relita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan).
4.    Syarat-syarat  Wirausaha
Untuk dapat menjadi wirausahawan yang baik dan sukses, tentu saja harus memenuhi persyaratan berikut:
a.         Memiliki  modal
Bagaimanapun juga untuk menjadi wirausaha harus memiliki modal. Besarnya modal untuk berwirausaha sangatlah relatif, tergantung dari macam, jenis dan besar kecilnya usaha, modal yang dipergunakan untuk usaha tentu saja akan menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan diperoleh.
b.        Kerja  keras
Maksud dari Kerja keras adalah dalam wirausahawan cenderung tidak mengenal waktu, baik dalam jumlah jam kerja maupun hari kerja.
c.         Mampu  mengkalkulasikan  perhitungan  laba/rugi
Wirausahawan harus mampu memperkirakan perhitungan laba/rugi yang akan diperoleh. Untuk mengetahui keuntungan atau kerugian yang diderita, wirausahawan harus mampu memperhitungkan harga pokok.
d.        Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas
Syarat ini meliputi beberapa aspek:
1) Pengetahuan
Maksud memiliki pengetahuan adalah bahwa wirausaha harus memiliki ilmu atau pengetahuan tentang cara mengolah suatu usaha.
2) Pengalaman
Banyak yang mengatakan pengalaman adalah guru yang paling baik. artinya, jika seorang wirausaha memiliki pengalaman yang luas, keberhasilan akan lebih terjamin. Dengan pengalaman yang dimiliki, wirausahawan akan mudah untuk menghindari resiko yang mungkin terjadi.
3) Ulet  kerja
Maksud dari pengertian ulet bekerja adalah wirausahawan yang tidak mudah untuk menyerah jika menghadapi  suatu masalah.
4) Mandiri
Seorang wirausaha harus mampu bekerja secara mandiri, artinya tidak selalu tergantung pada pihak lain, kemandirian akan membantu wirausaha dalam mengambil keputusan secara tepat dan cepat.
5) Fleksibel
Seorang wirausaha harus luwes dalam segala hal, pengertian fleksibel juga diartikan mampu mengikuti perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi. (Saminto, 2005:133)
5.      Tahap-tahap  Kewirausahaan
Secara umum beberapa penulis tentang kewirausahaan telah mendefinisikan tahap-tahap melakukan wirausaha adalah sebagai berikut:
a.         Tahap memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin akan membuka usaha baru, melakukan akuisisi atau melakukan ”franchising”.
b.        Tahap  melaksanakan  usaha
Dalam tahap ini dimana seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan,  pemasaran dan melakukan evaluasi.
c.         Tahap  mempertahankan  usaha.
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindak lanjuti sesuai kondisi yang dihadapi.
d.        Tahap  mengembangkan  usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan)
B.     Perekonomian
1.      Pengertian  Perekonomian
Definisi perekonomian. Bidang perekonomian merupakan suatu bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya disamping alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam ilmu ekonomi menyangkut berbagai bidang antara lain permintaan, penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa. Bidang ekonomi tidak bisa dilepaskan dengan faktor-faktor lainnya yang saling berkaitan. Perekonomian selain berkaitan dengan wilayah geografis suatu negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya manusia, cita-cita masyarakat yang lazimnya disebut ideology, akumulasi kekuatan, kekuasaan serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam kegiatan produksi dan distribusi, nilai sosial budaya serta pertahanan dan keamanan yang memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan ekonomi suatu bangsa. Proses tersebut akan mempunyai dampak positif dalam arti meningkatkan kesejahtraan suatu bangsa manakala kegiatan ekonomi itu terselenggara dalam posisi keseimbangan antara permintaan dan penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa. (http://id.shvoong.com/law-and-politics/political-economy/2117289-pengertian-perekonomian/#ixzz29HEAom3p)
2.      Sistem Perekonomian
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana sistem itu mengatur sistem produksinya. 
a.         Sistem Tradisional
Sistem ini terdapat pada masyarakat yang masih bersahaja di mana pengatur ekonomi didasari pola tradisi. Dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka bekerja dan berusaha secara berkelompok seperti dalam suku-suku tertentu, dalam pengertian sosial terkandung unsur tujuan  bersama yang melahirkan kebiasaan atau tradisi. sistem tradisional ini akhirnya berkembang menjadi sistem perekonomian terpusat (komando), Sistem perekonomian liberal dan sistem demokrasi ekonomi.
b.        Sistem  perekonomian terpusat
Dalam sistem perekonomian ini, pemerintah pusat sangat dominan dalam mengatur perencanaan perekonomian dimana pengatur kegiatan ekonomi dilakukan melalui rencana yang dibuat oleh pemerintah pusat. Rencana pemerintah pusat ini berfungsi sebagai alat pengatur semua kegiatan negara. Sistem ini disebut juga sistem komando. Karakteristik utama  adalah faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh negara. Pengembalian keputusan melalui sentralisasi, mekanisme, informasi dan koordinasi melalui perencanaan, hak milik adalah kepunyaan negara. Sistem ini digunakan oleh negara-negara komunis.
c.         Sistem  Liberal (Bebas)
Sistem ini dilatarbelakangi oleh kekuatan falsafah  liberalisme. Liberalisme adalah suatu paham yang berpendapat, bahwa manusia dilahirkan di dunia disertai segala macam hak  dan kebebasan yang intinya adalah hak dan kebebasan untuk  berproduksi, distribusi dan komsumsi. Negara dibentuk agar  setiap orang dapat menjalankan hak dan kebebasan tersebut. Jadi, perekonomian ini memberikan kebebasan terhadap setiap individu dalam segala kegiatan ekonomi, termasuk dalam  menetapkan harga, perjanjian perburuhan dalam mencapai keuntungan maksimal. Campur tangan pemerintah hanya dibatasi pada penyelenggaraan ketertiban, pertahanan serta  fasilitas lain.
d.        Sistem  demokrasi  ekonomi  indonesia
Sistem perekonomian indonesia disusun berdasarkan  falsafah dan ideologi negara yaitu pancasila. Secara ideologi yang menjadi dasar sistem perekonomian indonesia adalah pancasila sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar. Dalam pasal 33 tercantum demokrasi ekonomi. Produksi dikerjakan oleh semua dibawah kepemimpinan atau pemilik anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakat yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Pasal 33 dengan jelas membicarakan masalah kekuasaan ekonomi yang menolak bentuk-bentuk monopoli yang dapat menindas rakyat banyak. Sehingga, secara keseluruhan pasal 33 menunjukan keharusan dilaksanakan sistem perekonomian indonesia atas dasar demokrasi ekonomi yaitu dengan dikerjakannya produksi atas partisipasi seluruh masyarakat dan dibawah pimpinan pemilikan anggota masyarakat. (Tim penyusun, 1994:29 )
3.      Pelaku Perekonomian Indonesia
a.         BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Peran pemerintah sebagai pelaku ekonomi diantara lain melakukan kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi. Sedangkan yang di lakukan pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pengatur kegiatan ekonomi yaitu dengan membuat kebijakan-kebijakan seperti kebijakan dalam dunia usaha, kebijakan di bidang perdagangan dan kebijaksanaan dalam mendorong kegiatan masyarakat.
b.        BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
BUMS merupakan salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS didirikan oleh badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta dan dalam melakukan perannya BUMS mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Tujuan didirikannya BUMS yaitu dalam rangka mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam pelaksanaanya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945. Dalam perkembangannya BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai kebijaksanaannya.
c.          Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang, seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Koperasi diharapkan dapat mengembangkan potensi ekonomi rakyat dan mewujudkan demokrasi ekonomi yang sesuai dengan yang diamanatkan dalam UUD 1945.



BAB III
 PERAN WIRAUSAHA DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN NASIONAL

A.    Manfaat Wirausaha
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih baik. Masyarakat yang menekuni bidang wirausaha seperti ini akan menciptakan banyak peluang kerja sehingga menyerap banyak tenaga kerja. Peran kewirausahaan yang sangat besar tidak hanya pada masyarakat pada umumnya. Pemerintah, lembaga non profit dan LSM, serta perusahaan swasta juga memerlukan kewirausahaan atau disebut sebagai intrapreneurship.
Kewirausahaan memiliki empat manfaat sosial yaitu memperkuat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan produktivitas, menciptakan teknologi, produk dan jasa, serta mengubah dan meremajakan pasar.
1.      Pertumbuhan ekonomi. Dengan kewirausahaan, dapat menciptakan lowongan pekerjaan baru bagi masyarakat.
2.      Produktivitas, yaitu mampu menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dengan tenaga kerja dan input lain yang lebih sedikit. Fungsi wirausaha adalah menjalankan aset organisasi untuk mendesain, menguji dan menghasilkan produk baru.
3.     
19
Teknologi, produk dan jasa baru. Kewirausahaan memainkan peran penting dalam memajukan perubahan teknologi, produk dan jasa baru inovatif.
4.      Perubahan pasar, dengan globalisasi akan menciptakan pasar baru yang sebelumnya tidak mendapat perhatian dari pengusaha lain.

B.     Peran Wirausaha dalam Memajukan Perekonomian
Wirausaha mempunyai kiatan yang sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional. seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki kontrol terhadap alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak dari pada yang dapat dikomsumsinya atau dijual agar memperoleh pendapatan, selain harus memiliki inovasi dan kreativitas, seorang wirausaha juga harus mempunyai kinerja yang baik agar barang atau jasa yang diproduksinya bermanfaat bagi orang lain dan secara khusus membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah sumbar daya alam. Sudah tidak asing lagi bahwa indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah, namun itu saja tidak cukup karena sumber daya manusia yang berkualifikasi juga menjadi syarat utama untuk mengelola sumber daya alam tersebut. Selain itu, sumber daya modal, kewirausahaan juga menjadi faktor dalam memajukan perekonomian nasional.
Mungkin bagi orang awam, istilah kewirausahaan tidak mempunyai andil dalam pembangunan ekonomi karena kebanyakan wirausaha itu bersifat mandiri. Tetapi jika diteliti, wirausaha mempunyai andil yang patut diperhatikan dalam memajukan ekonomi.
Wirausaha memiliki peran yang penting dalam perekonomian. Ditinjau dari aspek makro (umum), wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali dan pemicu perekonomian suatu negara. Di negara-negara maju seperti Jepang, Amerika serikat, Inggris dan Jerman. Wirausaha berperan sebagai kekuatan ekonomi. Bahkan, di negara-negara yang bisa dikatakan negara maju tersebut wirausaha dapat tumbuh menjadi kekuatan ekonomi dunia. Peran wirausaha secara makro (umum) dalam perekonomian dapat diuraikan sebagai berikut.
1.      Menggerakan kegiatan ekonomi
Peran wirausaha sebagai penggerak kegiatan ekonomi dapat dituangkan melalui peluang usaha baru. Peluang usaha baru dapat digunakan secara maksimal jika wirausaha mampu melakukan usaha-usaha yang kreatif dan inovatif. Apabila setiap masyarakat melakukan kegiatan wirausaha yang kreatif dan inovatif, kegiatan ekonomi rakyat akan meningkat. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat berperan penting dalam penggerak perekonomian.
2.      Mendorong pertumbuhan ekonomi
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan jika Produk Domestik Bruto (PDB) rill mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan dapat diukur melalui jumlah dan harga barang atau jasa yang diproduksi. Oleh karena itu, wirausaha harus berani mengambil resiko, berorentiasi pada hasil, dan mewujudkan kegiatan produksi. Hal ini bertujuan untuk mencapai pembentukan intvestasi yang produktif sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
3.      Menciptakan lapangan pekerjaan
Keberadaan wirausaha diharakan mampu mendorong penyerapan tenaga kerja, baik dalam usaha mikro kecil dan menengah maupun industri. Dengan demikian, masalah pengangguran dapat teratasi dengan permintaan tenaga kerja untuk melakukan proses produksi pada suatu perusahaan atau pada bentuk usaha mikro dan lain-lain.
4.      Mendorong inovasi produk baru
Persaingan usaha pada saat ini sangat ketat dan bebas. Wirausaha harus mampu memiliki produksi yang kreatif dan selalu melakukan inovasi terhadap produk. Untuk dapat unggul dalam persaingan, wirausaha harus melakukan inovasi secara terus-menerus. Melalui produk-produk yang inovatif akan lebih mudah di terima masyarakat.
5.      Meningkatkan produktivitas
Produktivitas merupakan kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru. Wirausaha dituntut agar menciptakan produk yang kreatif dan inovatif. Dengan demikian, wirausaha dapat disebut orang yang produktif. Semakin banyak kegiatan kewirausahaan, semakin tinggi tingkat produktivitas suatu negara.
C.    Penyebab Wirausaha Indonesia Sulit Berkembang
Puluhan tahun yang lalu, (JA. Schaumpeter), sudah katakan, pada hakikatnya para wirausahawan yang menggerakkan ekonomi. Terlebih lagi bila dikaitkan dengan masalah utama ekonomi indonesia dengan tingginya tingkat pengangguran dan minimnya kesempatan kerja. Iklim wirausaha yang baik, sebenarnya, akan mampu menjawab persoalan pelik ini. Pada saat ini usaha kecil di Indonesia didominasi oleh kegiatan yang bergerak pada sektor pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, sementara usaha menengah banyak bergerak dalam sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan usaha besar diindustri pengolahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa dunia kewirausahaan indonesia memang tertinggal dibandingkan negara lain yang sudah memasuki abad informasi dan pengetahuan. Namun, memulai sebuah usaha atau bisnis tidaklah mudah. Tidak jarang, seorang anak muda yang mencoba merinytis sebuah usaha akan dianggap seorang pengangguran yang tidak mempunyai pekerjaan yang jelas. Anggapan-anggapan serupa ini, tidak jarang kadang kala menjadi kendala dan mematahkan semangat seseorang untuk berwirausaha. Tidak hanya kendala tersebut yang menyebabkan wirausaha di indonesia menjadi menjadi sulit berkembang. Berikut adalah kendala-kendala tersebut antara lain;
1.      Paradigma masyarakat terhadap wirausahawan yang buruk, wirausaha belum dihargai sebagai mana layaknya suatu profesi yang penting dan membanggakan.
2.      Lingkungan yang tidak mendukung untuk menjadi wirausahawan dilingkungan keluarga, tidak banyak orang tua yang memperkenalakan, mendorong, dan melatih entrepreneurship kepada anaknya. Masih banyak orang tua yang bangga melihat anaknya menjadi pegawai perusahaan atau negeri dari pada mejadi seorang enterpreneur. Karena resiko menjadi wirausaha dinilai terlalu tinggi.
3.      Kurangnya informasi yang memadai, informasi enterpreneur pun belum merata ditengah masyarakat. Padahal, sebagaimana lazimnya manusia untuk memulai sesuatu orang butuh informasi yang memadai, dengan informasi yang akurat membuat orang semangat untuk berwirausaha.
4.      Kurangnya pendidikan mengenai wirausaha di dunia nyata. Lembaga pendidikan di indonesia tidak mampu membentuk wawasan, sikap dan mental produktif.
5.      Sistem birokrasi indonesia yang berbelit-belit. Khususnya sistem perundangan dan birokrasi yang menghambat proses berkembangnya iklim wirausaha. Niat pemerintah indonesia untuk menumbuh kembangkan usaha kecil dan menengah belum mampu disambut dan diteruskan oleh pemerintah daerah yang baik. Sehingga upaya ini terkesan setengah hati.
6.      Kurangnya keterampilan bisnis sebagai roh dari usaha kecil dan menengah sering kali melupakan aspek rekrutmen dan kualifikasi SDM yang jelas, dan lebih kepada merekrut teman sendiri, tetangga dan saudara.
7.      Kurangnya akses ke pendanaan pengusah kecil dan wirausahawan pemula terkadang kurang memehami unsur kewirausahaan dari aspak manajemen cash flow.
8.      Pemasok bahan baku dengan biaya yang tinggi dalam memacu produksi terkadang pengusaha melibatkan banyak upaya dalam penguatan alat, penguatan koneksi. Namun lupa membangun relationship yang baik dengan pemasok.
9.      Suku bunga yang tinggi, pemerintah juga sering menaikan suku bunga, walaupun nilainya kecil.
10.  Tidak siapnya mental para wirausahawan dan terakhir, adanya hambatan lain yang barsifat pribadi berupa mental yang tidak siap bersaing dalam bisnis, moral, karakter, fisik dan tradisi juga ikut menghambat perkembangan dunia wirausaha.




BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan  dari penjelasan diatas, penulis dapat mengambil berbagai kesimpulan sebagai berikut:
1.      Manfaat wirausaha
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih baik. Wirausaha memiliki empat manfaat sosial yaitu:
a.       Pertumbuhan ekonomi.
b.      Meningkatkan produktivitas.
c.       Mencitakan teknologi, produk dan jasa baru.
d.      Mengubah dan meremajakan pasar.
2.      Peran wirausaha dalam memajukan perekonomian
Wirausaha memiliki peran penting dalam perekonomian. Secara makro (umum) wirausaha memiliki peran sebagai berikut:
a.       Menggerakan kegiatan ekonomi.
b.      Mendorong pertumbuhan ekonomi.
c.       Menciptakan lapangan pekerjaan.
d.      Mendorong inovasi produk baru.
e.       Meningkatkan produktivitas.
3.      Penyebab wirausaha Indonesia sulit berkembang
26
Perkembangan wirausaha indonesia memang tertinggal dibanding negara yang lain yang sudah memasuki masa informasi dan pengetahuan. Hal yang mempengaruhi wirausaha Indonesia menjadi sulit berkembang ialah sebagai berikut:
a.       Paradigma masyarakat terhadap wirausaha yang buruk.
b.      Lingkungan yang tidak mendukung.
c.       Kurangnya informasi yang memadai.
d.      Kurangnya pendidikan mengenai wirausaha.
e.       Sistem birokrasi indonesia yang berbelit-belit.
f.       Kurangnya keterampilan bisnis.
g.      Kurangnya akses pendanaan.
h.      Pemasok bahan baku dengan biaya yang tinggi.
i.        Suku bunga yang tinggi.
j.        Tidak siapnya mental para wirausaha.

B.     SARAN-SARAN
1.      Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis menyarankan kepada pembaca agar mampu menciptakan kerja bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain. Sehingga,  memperoleh penghasilan atau keuntungan agar dapat bertahan dalam persaingan serta dapat mengembangkan usahanya.
2.      Kepada pembaca, diharap kedepannya mampu mengelola sumber daya alam maupun sumber daya manusia untuk mengembangkan suatu usaha demi mencapai suatu kemakmuran.
C.    PENUTUP
Syukur, Alhmdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat, taufik serta Hidayah-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini meskipun masih jauh dari sempurna.
Dalam penyusunan paper ini, penulis berusaha dengan sekuat tenaga agar paper ini merupakan karya ilmiah yang bermutu, akan tetapi karena keterbatasan kemampuan penulis, paper ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dari semua pihak agar paper ini dapat mencapai kesempurnaan.
Dengan demikian, sebagai penutup dari paper ini teriring harapan semoga paper ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya dan hanya kepada-Nyalah penulis mengharapkan ridho, kesejahtraan, kesehatan. Amin.


DAFTAR  PUSTAKA

Hendro M.M. 2010. Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga.
Saminto, Dkk. 2005. Wawasan Ekonomi. Surakarta: PT. Widya Duta Grafika
Tim penyusun. 1994. Ekonomi 1 SMU. Jakarta: Yudistira


http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan. diakses 20 September 2012.