Translate

Selasa, 01 April 2014

Penyesuaian Diri


A.    Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri alaih bahasa dari adjustment, yang dilakukan manusia sepanjang hayat. Karena pada dasarnya  manusia ingin mempertahankan eksistesinya, sejak lahir berusaha memenuhi  yaitu kebutuhan fisik, psikis dan sosial. Pemenuhan kebutuhan itu karena dorongan-dorongan yang mengharap-harapkan pemuasan. Bila pemuasan tercapai individu tersebut memperoleh keseimbangan. Maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan individu untuk beraksi karena tuntutan dalam memenuhi dorongan/kebutuhan dan mencapai ketentraman batin dalam hubungannya dengan sekitar. Kepribadian dipandang berdasarkan berdasarkan penyesuaian diri. Penekanan terletak pada ciri-ciri khas atau tingkah laku yang memungkinkan seseorang menyesuaikan diri atau bergaul dengan baik dalam lingkunganny. Inilah tipe pendekatan ilmu kesehatan mental. Kepribadian dalam konsep ini ditentukan oleh tindakan-tindakan yang kita lakukan dan yang membuat menjaga keseimbangan atau tetap berada dalam keharmonisan dengan lingkungan kita. Apabila usaha-usaha ini gagal, maka kita akan sampai pada apa yang dinamakan kepribadian yang tak mampu menyesuaikan diri.
B.     Macam-macam Penyesuaian Diri
1. Penyesuaian terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat terkecil. Keharmonisan keluarga terwujud bila seluruh anggota keluarga mempunyai kesadaran dan kesanggupan memenuhi fungsinya. Tiap anggota keluarga berusaha mengadakan penysuaian diri dalam keluarganya, antara lain:
Ø  Mempunyai solidaritas dan loyalitas keluarga
Ø  Mempunyai kesadaran adanya otoritas orang tua.
Ø  Mempunyai kesadaran tanggung jawab menjalankan aturan-aturan langsung secara disiplin.
2. Penyesuaian diri terhadap sosial
Sosial atau masyarakat merupakan kumpulan individu, keluarga, organisasi dan lain-lainya. Agar terjadi keharmonisan dalammasyarakat harus ada kesadaran bermasyarakat. Penyesuaian terhadap masyarakat:
Ø  Kesanggupan menghargai orang lain mengenai hak-haknya dan pribadinya.
Ø  Kesanggupan untuk bergaul dengan orang lain dalam bentuk persahabatan.
Ø  Adanya simpati terhadap kesejahteraan orang lain.
3. Penyesuaian diri terhadap sekolah
Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam mengembangkan potensinya, terutama perkembagan intelegensi maupun pribadinya. Maka, sekolah harus menumbuhkan penyesuaian diri yang baik, bersifat konstruktif, sehingga terwujud:
Ø  Disiplin sekolah terhadap peraturan yang ada.
Ø  Interes terhadap mata pelajaran disekolah.
Ø  Situasi dan fasilitas yang cukup.
4. Penyesuaian diri terhadap perguruan tinggi
Perguruan tertinggi merupakan pendidikan tertinggi, untuk mencapai gelar, tempat yang menyenangkan penuh kenangan. Namun bagi sementara mahasiswa merupakan tempat yang diliputi keraguan, kecemasan bahkan kegagalan. Penyesuaian diri diperguruan tinggi hampir sama disekolahan, tetapi harus ditambah dengan :
Ø  Pengembangankepribadian yang seimbang, yaitu dapat memenuhi tuntutan ilmiah, jasmani dan rohani.
Ø  Dapat belajar menyesuaikan diri di tempat kerja kelak.
Ø  Siap menghadapi persaingan.
5. Penyesuaian diri terhadap jabatan
Secara ideal jabatan pekerjaan menunjukkan latar belakang study seseorang, serta menggambarkan status sosial dan status ekonominya. Pemeggang jabatan seharusnya mempunyai kriteria sebagai berikut :
Ø  Sudah matang dalam memegang jawaban.
Ø  Senang dan mencintai jawaban atau pekerjaanya.
Ø  Bercita-cita dan berusaha mencapai kemajuan.
6. Penyesuaian diri terhadap perkawinan
Bagi orang-orang yang melayarkan bahteraperkawinan, harus melakukan penyesuaian dalam perkawinan. Menurut arkoff(1968), perkawinan yang baik bersifat permanen dan bahagia.
Arkoff (dalam siti sundari,1996) mengungkapkan bahwa dalam suatu perkawinan, sepanjang perjalanan hidup selalu berusaha melakukan penyesuaian diri. Penyesuaian ini meliputi :
a.       Harusada kesadaran terhadap hakikat perkawinan.
b.      Harus ada kesediaan unuk menjaga kelangsungan perkawinnan. Saling mengerti, saling memberi, dan menerima.

C.    Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penysuaian Diri
1.    Kondisi jasmaniah
Kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri. Kualitas penyesuain diri. Kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapt diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Hal ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri, perasaan rendah diri, ketergantungan, perasaan ingin dikasihani sehingga akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.
2.    Perkembangan dan kematangan
Dalam proses perkembangan, respon individu berkembang dan respon yang bersifat intinksif menjadi respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Dengan bertambahnya usia perubahan  dan perkembangan respon maka individu menjadi matang untuk menentukan pola-pola penyesuaian dirinya. Sesuai dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai berbeda antara individu satu dnegan yang lain sehingga pencapaian penyesuaian dirinya pun berbeda. Dengan kata lain, pola penyesuaian diri akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan kematangan yang dicapai.
3.    Kondisi psikologis
Faktor psikologis yangmempengaruhi penyesuaian diri antara lain :
Ø  Pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai arti bagi penyesuaiandiri. Pengalaman tertentu yang mempunyai arti dalam penyesuaian diri adalah pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman traumatik (menyusahkan). Pengalaman yang menyenangkan seperti memperoleh hadiah dalam suatu kegiatan, cenderung akan menimbulkan proses penyesuaian diri yang baik, sebaliknya pengalaman traumatik akan menimbulkan penyesuaian yang kurang baik.
Ø  Belajar
Proses belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri karena melalui belajar akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk kepribadian. Sebagian besar respon dan ciri-ciri kepribadian diperoleh dari proses belajar. Dalam proses modifikasi perilaku yang terus berlangsung sepanjang hayat dan diperkuat dengan kematangan.
Ø  Determinasi diri
Determinasi diri mempunyai peranan yang penting dalam proses penyesuaian diri karena mempunyai peranan dalam pengendalian arah dan pola penyesuaian diri. Keberhasilan atau kegagalan penyesuaian diri akan banyak ditentukan oleh kemampuan individu dalam mengarahkan dalam mengendalikan dirinya.
4.    Kondisi lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap penyesuaian diri. Lingkungan tersebut meliputi:
Ø  Pengaruh rumah dan keluarga
Rumah dan keluarga merupakan faktor yang sangat penting karena keluarga merupakan suatu kelompok sosial terkecil dan interaksi pertama diperoleh individu berasal dari dalam keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan dimasyarakat.
Ø  Hubungan orang tua dan anak
Pola hubungan antara orang tua dengan anak akan berpengaruh terhadap proses penysuaian diri pada ana. Beberapa pola hubungan tersebut antara lain :
1)      Menerima, yaitu hubungan dalam kondisi orang tua menerima anak dengan baik. Sikap penerimaan ini dapat menimbulkan suasana hangat dan rasa aman bagi anak.
2)      Menghukum dan disiplin yang berlebihan Dengan pola ini, hubungan orang tua dengan anak bersifat keras. Disiplin yang ditanamkan orang tua terlalu kaku dan berlebihan sehingga dapat menimbulkan suasana psikologis yang kurang menguntungkan anak.
3)      Memanjakan dan melindungi anak secara berlebihan Perlindungan secara berlebihan dapat menimbulkan rasa tidak aman, cemburu, rendah diri, canggung dan gejala-gejala salah sua lainnya.
4)      Penolakan, yaitu pola hubungan dalam kondisi orang tua menolak kehadiran anaknya.
Ø  Hubungan saudara           
Suasana hubungan saudara yang penuh persahabatan, salaing menghormati, kasih sayang, mempunyaikemungkinan untuk mencapai penyesuaian yang lebih baik. Sebaliknya, suasana  permusuhan, iri hari, kebencian dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.
Ø  Masyarakat
Keadaan masyarakat tempat individu berada merupakan kondisi yang menentukan proses dan pola-pola penyesuaian diri.pergaualan yang salah dapat mempengaruhi pola-pola penyesuaian diri.
Ø  Sekolah
Sekolah memiliki perasaan sebagai media untuk mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial dan moral para siswa. Suasana di sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan pola penyesuaian diri. Disamping itupun hasil pendidikan yang diterima anak disekolah merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri dimasyarakat.
5.    Kultur dan agama
Proses penyesuaian diri anak dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat secara bertahap dipengaruhi oleh kultur dan agama. Lingkungan kultur tempat individuberadadan berinteraksi akan menentukan pola-pola penyesuaian dirinya.sebagai contoh, tata cara kehidupan disekolah dan tempat ibadah akan mempengaruhi bagaimana individu akan menempatkan diri dan bergaul dengan masyarakat sekitar.
Agama memberikan suasana psikologis tertentu dalammengurangi konflik, frustasi dan keteggangan lainya. Agama memberikan sumber nilai, kepercayaan dan pola-pola tingkah laku yang akan memberikan tuntunan bagi arti, tujuan dan kestabilan hidup umat manusia sehingga dapat dikatakan bahwa agama memegang peranan penting sebagai  penentu dalam proses penyesuaian diri.